Senin, 20 Januari 2014

Janji kamu

"Kamu ngerti gak sih Ini bukan salah aku tapi Emang mereka yang ga bisa atur jadwal begini" 
"Tapi kamu yang nentuin kan tgl berapanya kemarin? Dan...." Omonganku dipotong oleh dia 
"Ya tapi kamu ngerti gak sih! Ini bukan salah aku " ucap dia meninggikan nada suaranya
"Tapikan kamu semua yang jadwalin sama rencanain ini udah diundur berpa kali" ucapku tak mau kalah argumen
"Kamu masih gak ngerti juga hah! Ini bukan salahku ini salah mereka ya ! Kamu ga bisa marah sama aku!" Bentaknya kepadaku

Baru sadar sebenarnya klo aku Itu egois atau mungkin sudah terbiasa dianggap egois sama dia sehingga ledakan emosi seperti itu terjadi? Satu sisi diri ini terlihat seperti anak kecil yang mencari alasan dalam menanggapi omongan dia. Iya begitu egoisnya aku ini menginginkan hal yang sudah terencana itu terlaksana padahal di lain sisi dia mempunyai "hal lain" yang ternyata berdekatan dengan rencana ini. "Maafin aku ya sayang udah egois" iya rasanya ingin bilang kaya gitu tapi apa daya mulut ini tak bisa berucap seperti biasanya , sebenarnya aku sudah menatap dia dan berharap dia mengerti "lagi" bahasa yang disampaikan mataku. Ya setelah bertemu hanya ada chat yang berisi bahasa jelek yang sudah terlontar dari ketikan kita berdua. Kamu mau aku mengerti tapi disisi lain aku ingin kamu menepati janji. Ah mungkin saja dia lupa fikirku tapi realisasi janji sebelumnya pun belum dilakukan jadi hak apa aku menuntut hal ini duluan.

Sekarang mau apa? Mau gimana lagi? bahkan saat dia berbicara tak ada sedetik pun dia menatap mata ini, yang bisa aku lakukan hanya satu "diam". Ya diam dan menerima perkataan dia yang "kamu gak berhak marah" bagaimana bisa aku tidak marah ataupun kesel sementara hal ini sudah direncanakan berbulan-bulan yang lalu bahkan dia yang berjanji bila harus bersama dia sekarang marah atas janjinya pun aku sudah tak pantas lagi katanya. Aku harus apa sayang? Harus menangis lagi dan seakan-akan lupa dengan semua rencana ? Aku yang egois sepertinya menginginkanmu menepati janjimu kepadaku . 

Ah sudahlah rasanya aku terlibat dengan analogi cintaku sendiri yang tak pernah disadari olehmu. Hay kamu maafkan aku yang sangat egois dan berharap kamu menepati janji. Semoga kamu mengerti sayang




-nsm

Yang tersisa

Rasanya sudah cukup lama kita mengenal satu sama lain. Dan rasanya juga sudah cukup lama waktu yang diperlukan untuk saling beradaptasi dengan sifat dan ego yang ada bukan? Iya sudah cukup lama sangat lama. Pada tanggal 8 nanti kita akan 5tahun :) ya seperti pemilu bukan 5tahun sekali.

Apa waktu yang sedemikian lama ini sudah cukup untuk kita saling mengenal dan mengerti? Bukan mengerti dalam arti aku tau kesukaanmu ataupun kebencianmu. Tapi mengerti saling menghargai dan menghormati rasa masing-masing, iya sudah hampir 5 tahun rasanya kita bersama bukan sayang? Ah mungkin kamu mengingatnya saja tidak dan aku hanya bisa tersenyum diluar dan membinarkan mataku seolah-olah tidak ada yang terjadi

Hei ingat janjimu dulu? Tidak akan meninggalkanku? Ah mungkin bukan itu janjimu tapi mungkin janjimu itu "akan selalu sayang kepadaku?" Atau juga bukan itu. Atau mungkin kamu tidak pernah berjanji tapi aku yang berekspektasi? Tapi mana mungkin aku berekspektasi buktinya cincin anniversarry kita yang pertama(1st) masih melingkar dijarimu bukan? Aku yakin tidak berekspektasi tentang semua janjimu dimasa lalu tapi hanya kamu yang lupa akan janjimu

Bagaimana mungkin aku harus terus terlihat tidak apa-apa dengan hubungan ini sementara setiap kali kita bertemu bukan rasa rindu yang terlepas. Sayang Sadarkah situasi kita saat ini? Ini aku. Itu aku wanita yang dulu susah payah kau dapatkan, hemmm.... Mungkin itu dulu bukan saat ini

Bahkan saat mulut tak bisa lagi berkata. Kita menggunakan mata untuk saling berkomunikasi tapi kali ini aku yang mencoba berbicara lewat mata tak bisa menerima arti tatapan matamu, hanya 1 arti tatapanmu yang bisa aku tafsirkan "cukup sudah"

Sayang mungkin kita terlalu lama bersama hingga hal ini membosankan untukmu. Aku menerima bila kita "cukup sudah" menurut tafsiranku terhadap matamu. Jika kamu sudah tak menginginkanku maka cukupkanlah rasamu untukku. Bukan berarti aku bergembira berpisah denganmu tapi apakah adil sayang ? Aku yang berusaha untuk kita bersama seakan2 sedang menguras air laut. Iya pekerjaan yang percuma sangat percuma! 

Tangis ? Air mata? Ah itu sama saja sama-sama tidak akan mengubah semua ini. Sebenarnya kelenjar air mataku sudah lelah untuk mengeluarkan air dari mataku tapi apa daya perasaan menekan otakku untuk membuat kelenjar air mata ini bekerja lagi sehingga tercipta lagi tangis itu . 

Sayang apakah kamu masih menyayangiku? Aku tak minta muluk-muluk aku hanya mau kamu menyayangiku seperti dulu. Iya dulu sekali pada saat kita masih bisa tertawa lepas tanpa beban,bertukar cerita sampai  melakukan hal bodoh bersama. Apa terlalu muluk atau memang terlalu sulit hubungan ini diselamatkan? Aku sudah berusaha berjuang tapi ternyata lebih parah dari sebelumnya. Mungkin aku harus mulai menyerah dan menuruti kata tubuhku yang semakin hari semakin terasa lelah dan terbebani untuk menunggu. 

Yang tersisa nanti aku harap hanya kenangan manis kita tanpa teringat kenangan pedih dari terkikisnya rasa. Dan Tanpa adanya rasa lagi antara Kita. ya rasa yang entah siapa yang mulai duluan untuk melupakannya. 


-nsm-

Rangkaian produk daycream dan night cream scarlet yang ngebuat auto glowing , (Brightly Ever After Day Cream and Night cream)

 Hallo semua  Assalamualaikum wrwb  Ga lengkap nih setelah kemarin review serum scarlet , kayaknya wajib pake banget buat trial face cream y...