Apa waktu yang sedemikian lama ini sudah cukup untuk kita saling mengenal dan mengerti? Bukan mengerti dalam arti aku tau kesukaanmu ataupun kebencianmu. Tapi mengerti saling menghargai dan menghormati rasa masing-masing, iya sudah hampir 5 tahun rasanya kita bersama bukan sayang? Ah mungkin kamu mengingatnya saja tidak dan aku hanya bisa tersenyum diluar dan membinarkan mataku seolah-olah tidak ada yang terjadi
Hei ingat janjimu dulu? Tidak akan meninggalkanku? Ah mungkin bukan itu janjimu tapi mungkin janjimu itu "akan selalu sayang kepadaku?" Atau juga bukan itu. Atau mungkin kamu tidak pernah berjanji tapi aku yang berekspektasi? Tapi mana mungkin aku berekspektasi buktinya cincin anniversarry kita yang pertama(1st) masih melingkar dijarimu bukan? Aku yakin tidak berekspektasi tentang semua janjimu dimasa lalu tapi hanya kamu yang lupa akan janjimu
Bagaimana mungkin aku harus terus terlihat tidak apa-apa dengan hubungan ini sementara setiap kali kita bertemu bukan rasa rindu yang terlepas. Sayang Sadarkah situasi kita saat ini? Ini aku. Itu aku wanita yang dulu susah payah kau dapatkan, hemmm.... Mungkin itu dulu bukan saat ini
Bahkan saat mulut tak bisa lagi berkata. Kita menggunakan mata untuk saling berkomunikasi tapi kali ini aku yang mencoba berbicara lewat mata tak bisa menerima arti tatapan matamu, hanya 1 arti tatapanmu yang bisa aku tafsirkan "cukup sudah"
Sayang mungkin kita terlalu lama bersama hingga hal ini membosankan untukmu. Aku menerima bila kita "cukup sudah" menurut tafsiranku terhadap matamu. Jika kamu sudah tak menginginkanku maka cukupkanlah rasamu untukku. Bukan berarti aku bergembira berpisah denganmu tapi apakah adil sayang ? Aku yang berusaha untuk kita bersama seakan2 sedang menguras air laut. Iya pekerjaan yang percuma sangat percuma!
Tangis ? Air mata? Ah itu sama saja sama-sama tidak akan mengubah semua ini. Sebenarnya kelenjar air mataku sudah lelah untuk mengeluarkan air dari mataku tapi apa daya perasaan menekan otakku untuk membuat kelenjar air mata ini bekerja lagi sehingga tercipta lagi tangis itu .
Sayang apakah kamu masih menyayangiku? Aku tak minta muluk-muluk aku hanya mau kamu menyayangiku seperti dulu. Iya dulu sekali pada saat kita masih bisa tertawa lepas tanpa beban,bertukar cerita sampai melakukan hal bodoh bersama. Apa terlalu muluk atau memang terlalu sulit hubungan ini diselamatkan? Aku sudah berusaha berjuang tapi ternyata lebih parah dari sebelumnya. Mungkin aku harus mulai menyerah dan menuruti kata tubuhku yang semakin hari semakin terasa lelah dan terbebani untuk menunggu.
Yang tersisa nanti aku harap hanya kenangan manis kita tanpa teringat kenangan pedih dari terkikisnya rasa. Dan Tanpa adanya rasa lagi antara Kita. ya rasa yang entah siapa yang mulai duluan untuk melupakannya.
-nsm-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar